lagi bingung
kata orang cinta itu indah
kata orang cinta itu dapat dimengerti
kata orang bahwa mencintai itu segalannya
tapi...
kata gue cinta itu butuh pengorbanan
kata gue cinta itu saling berbagi
kata gue dicintai itu segalanya
kata gue cinta itu sama dengan kasih sayang
estycan@ 2013
ghocap library
Kamis, 03 Oktober 2013
Senin, 30 September 2013
program Perpustakaan
PROGRAM PERPUSTAKAAN SMAN 50 JAKARTA TIMUR
TAHUN AJARAN 2013
A.
PENDAHULUAN
Perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah. Dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah
untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.... ( sulistyo basuki, 1993 ). Disamping itu dalam
penjelasannya Undang-undang pendidikan nasional kita, disebutkan bahwa salah
satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya .
perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu
tercapainya misi dan visi sekolah tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sek
maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat dan cepat sehingga
fungsi perpustakaan sekolah benar-benar
terwujud. Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang
pengelolaannya masih kurang profesional.
Perpustakaan
sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan, sudah selayaknya mendapatkan porsi
dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan misi sekolah. Semua
pihak, khususnya kepala sekolah harus memberi perhatian lebih akan eksistensi
perpustakaan di sekolah, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat menyimpan buku
bekas, barang-barang tidak terpakai, bahkan tepat bermain saat tidak ada KBM.
Hal ini tentu sangat ironis dan tidak mendidik.
Dari
sudut pemikiran kami diatas, perpustakaan SMAN 50 Jakarta Timur berupaysa
melakukan terobosan dan revitalisasi
peran dan fungsi perpustakaan sekolah untuk mendukung program dan
visi-misi sekolah. Berbagai program dan terobosan yang direncanakan, diharapkan
dapat memberi ruang yang lebih besar agar perpustakaan sekoah sebagai center of knowledge dapat terealisasi
secara optimal.
B.
DASAR
HUKUM
1. Undangn-undang
Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang PERPUSTAKAAN
2. Peraturan
mentri pendidikan nasional RI Nomor 25 tahun 2008 Tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah / Madrasah.
C.
TUJUAN
UMUM
Menjadikan perpustakaan
sekolah berbasis ICT ( Information Communication and Technologi ) terdepan
serta pusat IPTEK dan sumber belajar warga sekolah guna mendukung kegiatan
belajar mengajar di sekolah dan merealisasikan visi-misi serta suksesnya
program SKM
D.
TUJUAN
KHUSUS
1. Mengembangkan
minat, kemampuan dan kebiasan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya
tulisan, dalam berbagai sector
kehidupan.
2. Mengembangkan
kemampuan mencari dan mengelola serta memanfaatkan informasi
3. Mendidik
peserta didik agar memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna
dan berhasil.
4. Proses
pembelajaran mandiri
5. Memupuk
dan mengembangkan minat dan bakat siswa
6. Mengembangkan
imajinatif dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi atas tanggung
jawab dan usaha sendiri.
E.
TUJUAN
STRATEGIK
1. Melaksanakan
layanan perpustakaan berbasis ICT ( Informatif Communication and Technologi )
2. Merintis
E-Library
3. Mewujudkan
kualitas dan kuantitas buku bacaan dan referensi
4. Melayani
semmua warga sekolah dengan layanan prima
F.
FUNGSI
PERPUSTAKAAN
1. Wadah
atau wahana pengetahuan, administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga
memudahkan penggunannya.
2. Sumber
rujuakan ( reference center ) peserta didik, guru, tenaga bimbingan, tenaga
administrasi dan pegawai yang berada dibawah
naungan SMAN 50 Jakarta Timur
3. Sarana
pendukung dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan pendidikan
nasional.
4. Pusat
Informasi bagi kegiatan belajar mengajar
5. Sumber
yang menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan penunjang kegiatan
belajar mengajar, seperti kegiatan yang berkaitan dengan budaya, seni, kreasi
dan budaya
G.
SASARAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
1. Peserta
didik SMAN 50 Jakarta Timur
2. Kepala
Sekolah, wakil sekolah dan para guru SMAN 50 Jakarta Timur
3. Staf
tata usaha dan pelaksana SMAN 50 Jakarta Timur
H.
PROGRAM
JANGKA PENDEK
1. Menyediakan
dan melengkapi fasilitas perpustakaan sesuai kebutuhan
2. Mengelola
dan mengorganisasikan bahan pustaka dengan system tertentu sehingga memudahkan
penggunaannya.
3. Melaksanakan
layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik
4. Meningkatkan
minat baca murid, guru dan staf tata laksana.
5. Menambahkan
koleksi bahan pustaka secara berkala untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan
perpustakaan.
6. Memelihara
bahan pustaka agar tahan lama dan tidak cepat rusak
7. Menerbitkan
kartu perpustakaan bagi siswa, guru dan staf tata laksana
8. Menerbitkan
berbagai administrasi perpustakaan ( kartu buku, katalog OPAC, lebeling,
catalog buku dll )
9. Inventarisasi,
klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka
10. Entry
data anggota perpustakaan pada Sistem informasi perpustakaan ( SIP )
11. Pelayanan
peminjaman buku perpustakaan
12. Penerbitan
Surat Tanda Bebas perpustakaan ( STBP ) bagi siswa kelas XII sebagai syarat
pengambilan Ijazah.
I.
PROGRAM
JANGKA PANJANG
1. Menerapkan
system layanan perpustakaan ICT ( Informatif Communication and Technologi )
2. Menerapkan
E- Library learning
3. Merealisasikan
kualitas dan kuantitas buku minimal 3000 judul dengan 15.000 eksemplar pada
tahun 2020
4. Terciptanya
ruangan perpustakaan yang memadai, kondusif dan menyenagkan.
J. JENIS-JENIS LAYANAN PERPUSTAKAAN
1. peminjaman berbagai jenis buku
pelajaran, referensi , sastra, majalah dll
2. Multimedia ( TV, VCD/DVD, OHP )
3. Pemutaran Filem-filem CD/DVD
pembelajaran
K. STRUKTUR PENGELOLA PERPUSTAKAAN
1. Penanggung Jawab : Kepala SMAN 50 Jakarta Timur
2. Kepala perpustakaan : Dra. Hj. Suparmi
3. Pustakawan : Esti Dwi
fatmawati. SIp
Jakarta, Juli 2013
Pustakawan Sekolah Koordinator
Perpustakaan
Esti Dwi Fatmawati. SIp Hj. Suparmi SPd
NIP.
195810051981032007
Menegtahui
Kepala SMAN 50 Jakarta Timur
Drs. H. YUMARI
NIP. 196501041994011001
Jumat, 20 September 2013
MARI BERSASTRA PUISI
**** Puisi Satu .....
Dalam malam ku termenung
Tengah malam yang sepi, menatap
kesendirian
Mulai ku buka lebar mata ini
Berjalan menuju air suci, usapan demi
usapan ku ambil
Bersujud pada sang maha tinggi
Tak terasa air mata ini menetes
Kenapa?
Kenapa?
Karena kau tak ada
Karena aku sangat menginginkanmu?
Apa karena aku sangat merindukan
kehadiranmu
Bisa
jadi karena aku sangat ingin memelukmu dalam dekapan hangatku
Air
mata ini semakin deras saat kerinduan ku tak kunjung datang
Aku
menginginkanmu......
Aku
sangat merindukan kehadiranmu
Dalam
imajinasi keibuanku
Dalam
pelukan hangatku
Dalam
imajinasiku kau hadir bersamaku
Bahkan setiap detik nafas kerinduanku
memuncak
Ku harap kau tak sebagai imajinasi
Ku harap kau nyata adanya, hadir dalam
bahtera kehidupanku
Mengobati kerinduanku dalam
menantimu.........
love
my baby angel
estycan@20/03/2012
***** Puisi Dua ......
TETAP SAYANG KAMU, MY FRIEND
Saat aku melihat tubuhmu
Saat aku melihat wajah tampanmu yang
berubah
Saat aku memberanikan diri mendengar suaramu
Ada sesuatu yang menusuk jantung ini
Sakit,perih yang sangat dalam..
Aku mengenang
saat pertama bertemu denganmu
Bersih, putih,
dan sangat tampan
Dalam hati aku
bilang” wanita mana yang tak kan suka”
Aku mengenang
saat kamu memangilku dan mengajakku makan bersama
Yah itu akan terulang dengan ridho dari sang maha khalik
Aku berharap kamu ada, untuk melanjutkan tugasmu sebagai hambaNya
Tidak ada yang salah pada dirimu, Allah maha pemaaf dan pemurah
Aku yakin kamu akan kembali memangilku dan mengajakku makan bersama
Berjalan menyusuri kota yang indah, bermain dan bercanda bersama ku
dan teman-teman.
berjalan bersama dimalam hari dan menciptakaan permainan-permainan yang
gila
Nogkrong bersama disudut kota jogja, dengan gelak tawa yang membuat
orang disekitar ingin tahu
Nonton filem di bioskop bersama, tapi
sayang bioskop tempat kita dulu nonton sudah hilang tapi kenangan itu
masih ada, didalam hati ini.
Cepat sembuh my friend......
Kami rindu suara dan candaanmu.
Selasa, 15 Januari 2013
Bimbingan dan Konseling Studi Kasus Agama
LAPORAN STUDI KASUS
BIDANG KEAGAMAAN
Disusun oleh
ESTI DWI FATMAWATI
NPM. 201001579004
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN
PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS BINDRAPRASTA PGRI
JAKARTA 2012
STUDI KASUS PESERTA DIDIK SMA
BIDANG AGAMA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I :
PENDAHULUAN
BAB II :
LAPORAN STUDI KASUS BIDANG AGAMA
A. Latar Belakang
B. Penanganan Kasus
1. Perencanaan
2. Data Identitas
3. Pengumpulan Data
4. Verifikasi Data
5. Klasifikasi Data
6. Pengolahan Data
7. Diagnosa
8. Prognosa
9. Terapi
10. Evaluasi
11. Tindak Lanjut
BAB III :
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah,
atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini dalam waktu
yang telah ditentukan. Sholawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti jejaknya. Mengingat keterbatasan
kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa penyusunan
laporan ini jauh dari yang diharapkan, serta masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu penulis
membuka lebar kritik kepada semua pihak demi perbaikan studi kasus ini.
Selain itu penulis juga berharap bisa mendapatkan
bahan masukan, baik berupa tanggapan dan saran demi sempurnanya laporan ini, khususnya kesempurnaan
penulisan studi kasus yang akan datang. Dan tidak lupa penulis ucapkan
banyak terima kasih kepada :1.Bapak
Drs.Sutupo selaku Kepala SMA W,yang telah memberikan izin dan fasilitas
dalam pelaksanaan penyusunan studi kasus ini.2.Ibu
Dra. Sumaryati, Med. selaku dosen pembimbing.Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya laporan ini.Semoga laporan studi kasus ini mampu membantu pihak
yang berkasus dalam mengatasi masalahnya. Dan menjadi acuan dalam menyelesaikan
kasus .
Jakarta, 15 Agustus 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam proses belajar mengajar, guru
memiliki peranan dan kedudukan utama dalam keseluruhan proses pendidikan.
Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru mengemban berbagai tugas dalam
pengembangan potensi siswa secara optimal. Pada dasarnya setiap siswa akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikis maupun
motorik. Dalam teori perkembangan anak, pada tahapan tertentu siswa akan
mengalami proses daya pikir dan kemampuan prestasi yang berbeda dengan siswa
lainnya.
|
Oleh karena itu peran guru tidak hanya
terbatas pada pengelolaan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada
siswa, tetapi guru juga berperan sebagai konselor yang harus mampu memahami
dan menyadari bahwa nantinya akan menemui kondisi yang beragam pada siswa. Setiap
siswa memiliki latar belakang yang berbeda, intelegensi, bakat, minat, emosi,
hubungan antar pribadi, keadaan penghidupan, penyesuaian diri, pemahaman dan
pengamalan agama yang dianutnya.
|
Dari berbagai latar belakang siswa,
dapat memunculkan permasalahan-permasalahan yang sangat kompleks dan
berpengaruh pada hubungan siswa. Sebagai konselor dituntut mampu mengatasi
dan menyelesaikan, membimbing, memotivasi dan memberi pengarahan pada siswa
yang mengalami permasalahan. Salah satu teknik yang digunakan oleh guru
adalah studi kasus. Melalui studi kasus inilah, guru belajar menangani
masalah yang dihadapi siswanya secara mendalam dan tuntas
|
B. PENANGANAN KASUS
1. PERENCANAAN
1.1. Waktu
1.2. Tempat : SMA Swasta Jakarta Timur
1.3. Metode Pengumpulan data :
1.3.1.
Daftar Cek Masalah
1.3.2.
Studi Dokumenter :
·
Buku Rapor
·
Buku Data
Pribadi
·
Psikogram
1.3.3.
Angket :
·
Klien
·
Guru
·
Orang Tua
1.3.4.
Wawancara
·
Klien
2.
DATA IDENTITAS
2.1. KLIEN
a.
|
Nama Siswa
|
:
|
|
b.
|
Tempat/tgl. Lahir
|
:
|
|
c.
|
JenisKelamin
|
:
|
|
d.
|
Agama
|
:
|
|
e.
|
Jumlah saudara
|
:
|
|
f.
|
Anak ke
|
:
|
|
g.
|
Alamat
|
:
|
|
2.2. AYAH
a.
|
Nama
|
:
|
John
|
b.
|
Tempat/tgl. Lahir
|
:
|
Kalimantan, 14 April 1966
|
c.
|
Agama
|
:
|
Kristen
|
d.
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
e.
|
Pekerjaan
|
:
|
Wiraswasta
|
f.
|
Kewarganegaraan
|
:
|
WNI
|
g.
|
Alamat
|
:
|
Kalimantan
|
2.3. IBU
a.
|
Nama
|
:
|
|
b.
|
Tempat/tgl. Lahir
|
:
|
|
c.
|
Agama
|
:
|
|
d.
|
Pendidikan
|
:
|
|
e.
|
Pekerjaan
|
:
|
|
f.
|
Kewarganegaraan
|
:
|
|
g.
|
Alamat
|
:
|
|
2.4. SUSUNAN KELUARGA
NO.
|
NAMA
|
L/P
|
LAHIR
|
STATUS
|
PEKERJAAN
|
1
|
John
|
L
|
Kalimantan, 14 April 1966
|
Ayah kandung
|
|
2
|
Ros
|
P
|
Banten, 9 Juli 1968
|
Ibu kandung
|
Angg. dewan
|
3
|
Rust
|
P
|
1992
|
Anak kandung
|
Mahasiswa
|
4
|
Ant
|
L
|
12 Mei 1995
|
Anak kandung
|
Pelajar
|
3. PENGUMPULAN
DATA
3.1. KEADAAN DIRI KLIEN
Klien adalah seorang remaja putra
berusia 17 tahun yang berasal dari keluarga yang kaya , tapi untuk keperluan
biaya sekolah sering terlambat, sehingga untuk ikut UAS kadang tertunda
menunggu orang tuanya datang untuk membayar uang SPP atau uang buku pelajaran.
Setelah kedua orang tuanya bercerai klien memilih tinggal dengan ibu kandungnya dan ayah
tirinya. Ibunya tinggal di rumah sendiri yang berada di Kel. Rambutan Jakarta
Timur dan ibunya bekerja sebagai anggota dewan untuk perwakilan provinsi BAnten
begitu menurut pengakuannya,dan ayah tirinya bekerja sebagai wiraswasta sedangkan
ayah kandungnya berada di Kalimantan dan berbeda agama.
Kedua orang tuanya bercerai semenjak Ant
masih duduk dibangku SMP, ayah telah menikah lagi dan memiliki rumah pribadi, demikian
pula ibunya tinggal dengan suami barunya dirumah pribadi.
Klien
adalah anak ke dua dari 3 bersaudara yang seluruh anaknya ikut dengan ibunya. Ibu
kandungnya termasuk baik karena perhatian dan sering datang ke sekolah untuk
mengurus keperluan sekolah dan membiayai sedang ayah kandungnya sudah lepas
tidak mau membiayainya.
Klien adalah seorang remaja yang mempunyai
sifat pemarah, agresif, sering menentang Ibu dan juga guru-gurunya dan klien
sering dikeluarkan dari kelas oleh beberapa gurunya karena sering berbuat gaduh
serta sering mengganggu konsentrasi teman-temannya.
Dengan prestasi belajar yang kurang
memuaskan karena klien sering tidak masuk sekolah dengan memberikan alasan yang
kurang jelas, Klien berusaha menutupi bolos dengan mengancam akan kabur dari
rumah, klien pernah selama 4 hari kabur dari rumah karena merasa kurang betah
dan permintaannya tidak dikabulkan, padahal klien sering dibelikan barang mewah
menurut ibunya, bahkan klien pernah membanting HP karena kurang cocok dengan
harapannya. Klien cenderung tertutup dan tidak mau terbuka tentang masalahnya
yang sesungguhnya, tidak mau menceritakan perilakunya yang sering pulang larut
malam bahkan pulang ke rumah sampai jam 2 pagi. Klien sering bolos ia bermain
di rumah teman dan malas untuk pergi sekolah menurut pengakuan teman-temannya
ia biasa nongkrong di discotik.
3.2.
KEADAAN ORANG TUA
Setelah kedua orang tuanya bercerai
klien memilih tinggal dengan ibu
kandungnya dan ayah tirinya. Ibunya tinggal di rumah sendiri yang berada di
Jakarta Timur dan ibunya bekerja sebagai anggota dewan begitu menurut
pengakuannya,dan ayah tirinya bekerja sebagai wiraswasta sedangkan ayah
kandungnya berada di Kalimantan dan berbeda agama.
Kedua orang tuanya bercerai semenjak Ant
masih duduk dibangku SMP, ayah telah menikah lagi dan memiliki rumah pribadi,
demikian pula ibunya tinggal dengan suami barunya dirumah pribadi yang termasuk
kaya dengan penghasilan yang cukup tinggi.
3.3. KEADAAN LINGKUNGAN
a.
Kondisi Fisik Sekolah
1. Secara
umum, kondisi gedung SMA W cukup mendukung dan luas serta memiliki
lapangan olah raga yang cukup untuk ukuran diperkotaan.
2. Ruang
kelas luas bila dilihat dengan jumlah siswa yaitu ± 35 siswa.
3. Penggunaan
laboratorium yang ada sudah dapat digunakan tapi bahan dan alat
praktek yang masih kurang, khususnya untuk bidang seni.
4. Ruang
perpustakaan kurang
luas dengan fasilitas yang kurang memadai.
5. Ruang
guru sudah dimanfaatkan dengan baik masih terlihat kurang
rapi, tapi untuk luasnya cukup baik sesuai dengan jumlah guru yang ada
6. Koperasi
sudah memadai dalam meyediakan keperluan siswa
7. KAntin
sekolah
cukup layak dari segi kesehatan
8. Kamar
mandi dan WC guru dan siswa belum memenuhi standart kebersihan dan kesehatan.
9. Musholla sudah dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan
fungsinya, tapi kurang luas.
10.
Kegiatan belajar mengajar di SMA W yang merupakan sekolah swasta termasuk sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari metode yang
digunakan oleh guru, disiplin guru, dan keaktifan guru,
tapi dipihak klien masih banyak yang mengalami masalah, yang umumnya masalah
hubungan dan keadaan keluarga dan ketidakhadiran disekolah masih cukup tinggi.
b. Kondisi
Non Fisik Sekolah
1. Kondisi
sosial sekolah terjaga dengan baik dan sesuai dengan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
2. Hubungan
sekolah dengan masyarakat terjalin dengan baik dan saling mengisi.
3. Tata
tertib sekolah secara umum sudah dipatuhi dengan baik oleh sebagian
besar siswa, guru, petugas sekolah
maupun kepala sekolah.
4. Pembinaan
mental dan
agama siswa, pembinaan minat dan bakat dalam bidang
penalaran, olahraga, kesenian, dan kreatifitas siswa lainnya sangat baik,
terbukti dengan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh siswa-siawi SMA
W
5.
Kegiatan belajar mengajar siswa berlangsung dengan baik.
6. Sumber
daya guru dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif sangat baik karena sebagian besar adalah lulusan sarjana dengan didukung oleh
serangkaian sarana untuk mengembangkan profesi keguruan.
3.4. KEADAAN FISIK KLIEN
Pakaian seragam yang dikenakannya
termasuk rapih. Begitu pula kesehatan badan klien masih cukup sehat. Klien
memiliki postur tubuh yang termasuk sedang untuk ukuran pria Asia dan
berpenampilan sederhana.Tidak nampak ada kelainan fisik. Klien meiliki tinggi badan
: 160 cm ,berat badan : 50 kg, warna kulit : sawo matang agar hitam, jenis rambut : keriting, keadaan jasmani : sehat, penglihatan : normal, pendengar : normal, pembicaraan : normal, sedang penyakit berat yang
diderita : tidak ada.
3.5. KEADAAN KLIEN DISEKOLAH
Untuk memperoleh data yang ada pada siswa
atau klien, penulis menggunakan beberapa metode khusus untuk menjamin
kevaliditasnya. Beberapa metode yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Teknik ini menggunakan pengamatan secara langsung dengan klien pada
saat kegiatan belajar mengajar dikelas.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pengamatan langsung dengan cara berinteraksi atau
komunikasi dengan siswa itu sendiri. Komunikasi ini dilaksanakan dengan beberapa
sumber diantarannya melalui siswa itu sendiri, teman dekat
siswa, guru pengajar, dan guru konselor (BK).
3. Angket
Teknik ini
merupakan teknik dengan cara mengisi beberapa pertanyaan yang disediakan dalam
hal berupa data siswa, orangtua siswa dan beberbagai permasalahan yang ada pada
siswa.
4. Studi Dokumenter
Data ini
berasal dari beberapa data-data hasil prestasi siswa selama belajar disekolah,
misalnya nilai ulangan harian, tugas dan lain-lain.
Ketika di kelas klien termasuk siswa yang
senang berbicara dan bercanda saat jam belajar sehingga sering menggangu
suasana KBM, klien mempunyai sifat egois dan sering menyinggung perasaan teman-temannya
maupun gurunya. Masalah yang paling menonjol pada diri klien
adalah masalah agama dan moral.
Ant sering bolos sekolah semenjak kelas
X dengan prosentasi ketidak hadiran kurang lebih 50 %, Ant termasuk sering menentang
perintah nasehat gurunya ketika ia mendapat nasehat guru atau wali kelasnya.
Menurut pengakuannya dan laporan dari ibunya
Ant jarang sekali menjalankan shalat dan puasa, karena pemahaman dan keyakinan
yang masih lemah, klien adalah seorang muallaf, setelah ikut dengan ibunya atas
pilihannya sendiri.
Ant sering berkata kasar dan jorok
kepada Ibunya, sehingga ibunya sering
menangis ketika mengadukan perilaku putranya kepada konselor dan begitu pula
perilaku yang sama pula dilakukan kepada teman-temannya sehingga ada beberapa
siswa dan siswi yang mengadukan perlakuan Ant.
4.
VERIFIKASI DATA
Berdasarkan
penelitian melalui beberapa sumber data seperti : DCM, studi dokumenter,
angket,observasi dan wawancara, diketahui bahwa dari data yang tertera bahwa
klien yang paling menonjol permasalahannya adalah dibidang Agama dan moral mencapai
60 % yang berdampak buruk kepada bidang lainnya yang meliputi masalah bidang
pribadi, sosial, belajar dan keluarga. Dengan demikian, kami berkesimpulan
bahwa masalah klien yang layak dijadikan
studi kasus bidang agama dan moral .
5.
KLASIFIKASI DATA
5.1. Keadaan Diri Klien
a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup :
1)
|
Motivasi untuk mempelajari agama masih kurang.
|
2)
|
Kurang memahami agama Islam sebagai pedoman hidup.
|
3)
|
Kurang rajin beribadah ke Mesjid.
|
4)
|
Kurang banyak mengamalkan perintah maupun larangan
dalam agama Islam.
|
5)
|
Malas mengerjakan shalat 5 waktu apalagi shalat
sunah.
|
6)
|
Klien kurang memahami ajaran Islam mungkin karena
masih muallaf , mengenai adab tata krama tidak dihiraukan, sehingga sering
menimbulkan konflik dengan teman maupun gurunya.
|
b. Perolehan system nilai, meliputi :
1).
|
Klien termasuk siswa yang acuh kurang sopan terhadap
guru dan temannya.
|
2).
|
Kurang berdisiplin dan sering datang terlambat walaupun
sudah mendapat hukuman dan pembinaan.
|
3).
|
kehadiran di sekolah sangat kurang hanya berkisar
50%, semenjak dari kelas X.
|
4).
|
Klien kurang menerima kenyataan hidupnya mengenai
kondisi rumah dan keadaan keluarganya yang telah bercerai.
|
5).
|
Klien jarang di rumah ia tidak
betah di rumah sebagai pelampiasannya sering bermain dengan teman akrabnya walaupun
masih dalam jam belajar.
|
c. Kemandirian emosional, meliputi :
1)
|
Klien adalah seorang remaja yang agresif,
pemberontak , sulit diajak kerja sama.
|
2)
|
Klien selalu membuat kegaduhan di
kelas ketika pelajaran berlangsung dan kurang menghargai dan kurang
menghormati gurunya.
|
3)
|
Klien termasuk anak emosional dan
tidak sabar, serta tidak sungguh-sunguh dalam belajar.
|
4)
|
Klien kurang menerima takdirnya
kini bahwa kedua orang tuanya telah bercerai dan masing-masing sudah menikah
lagi.
|
5.2. Keadaan
Keluarga Klien
a. Tingkat ekonomi keluarganya tergolong mampu (kaya).
b. Keluarganya sudah memiliki rumah sendiri.
c. Ibu kandung termasuk perhatian selalu datang ketika
ada panggilan dan sering mengantar Ant ke sekolah.
d. Ibunya merasa kewalahan dan sering dimaki didepan
guru BK maupun guru lainnya ketika Ant mendapat konseling atau nasehat dari
wali kelasnya dan juga ibunya merasa tidak dihargai oleh Ant. Ibunya berusaha untuk
menyerahkan pendidikan akhlaknya kepada pihak sekolah karena ia merasa kurang
mampu mendidik secara baik, karena sifat Ant yang sudah terbentuk sejak SD.
5.3. Keadaan Klien di Sekolah
a.
Hubungan dengan teman-temannya kurang akrab.
b.
Komunikasi dengan guru kurang baik.
c.
Kehadiran klien disekolah kurang hanya kira-kira 50 %.
d.
Klien mendapat nilai yang kurang baik dan termasuk
siswa yang lambat dalam belajar,serta tidak aktif dalam kegiatan osis.
e.
Kurang rajin mengerjakan tugas sekolah
f.
Terlihat tidak semangat dalam mengikuti proses KBM.
g.
Sering berbuat gaduh dan onar saat jam belajar
berlangsung.
h.
Kurang berdisiplin sering datang terlambat walaupun
sudah mendapat hukuman dan pembinaan.
i.
kehadiran di sekolah sangat kurang hanya berkisar 50%,
semenjak dari kelas X.
5.4. Keadaan Klien di Masyarakat
Klien tidak aktif di organisasi Karang
Taruna dan kurang bersosialisasi dengan tetangganya. Klien sering berkumpul
dengan kelompok yang kurang baik, seperti di discotik.
6.
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data adalah kegiatan mengorganisasikan data penelitian
sedemikian rupa sehingga data penelitian tersebut dapat dibaca (readable) dan
dapat diinterprestasikan (interpretabie).
Data penelitian berdasarkan cara
pengolahannya dibedakan menjadi.
1. Data penelitian yang dapat diolah secara statistik (tabel dan grafik)
2. Data penelitian yang diolah tanpa statistik (deskriptif).
1. Data penelitian yang dapat diolah secara statistik (tabel dan grafik)
2. Data penelitian yang diolah tanpa statistik (deskriptif).
Data penelitian yang pertama pada
umumnya berupa data-data numerikal sehingga dapat diolah secara statistik.
Sementara itu yang kedua berupa data-data kualitatif yang hanya bisa
dinarasikan atau diceritakan.
Berdasarkan tabel 1 analisa individual daftar cek masalah bahwa klien
Rik mempunyai prosentasi yang tinggi atau sangat bermasalah untuk bidang agama,
prosentase masalahnya mencapai angka 60 % dan masalah kehidupan keluarga yang mencapai
angka 45 %.
Jadi pada masalah bidang agama dan moral dengan
prosentase masalahnya yang mencapai angka 60 % perlu penangan yang mendesak.
Dengan tampilan data terebut maka pokok masalah yang pokus untuk diambil
tindakan (action) dan dilakukan bimbingan konseling bidang kehidupan keluarga yang
mencapai angka 45 % dimana keduanya saling berhubungan. ( prosentase masalah
dan tabel masalah terlampir)
7.
DIAGNOSA
Jadi yang menyebabkan permasalahan utama
pada klien berasal dari diri klien sendiri,yang kurang terbuka, pemalu yaitu
dibidang masalah agama dan moral , sedang yang lainnya faktor yang mempengaruhinya
seperti, keadaan kehidupan keluarga, keadaan sekolah, media masa, teman
bergaulnya ,lingkungan masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadiannya yang meliputi pola pikir,karakter, sifat, sikap dan
tingkah lakunya.
8.
PROGNOSA
Prognosis adalah langkah yang ditempuh
untuk menetapkan jenis atau tehnik bantuan yang diberikan kepada anak didik
serta memprediksi kemungkinan yang akan timbul oleh anak sehubungan dengan
masalah agama dan moral yang sedang dialami.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk
menangani klien adalah:
1.
|
Pemanggilan klien oleh konselor
untuk diadakan konseling individu.
|
2.
|
Pemanggilan orang tua klien agar
dapat membantu mendorong klien dan menciptakan kondisi yang kondusif di rumah
dan memberi gambaran dan dorongan untuk menerima takdir keadaan suatu
keluarga yang sudah bercerai dengan mengambil hikmah baik itu kekurangan dan
kelebihan dapat disikapi dengan tenang dan pribadi yang lebih dewasa.
|
3.
|
Model terapi yang dipergunakan
adalah Rational Emotif Theory
|
4.
|
Belajar pola pikir yang selama ini
bersifat irasiona merubah kearah sifat yang rasiona.
|
5.
|
Mengadakan pertemuan dengan wali
kelas untuk mendukung perubahan tingkah laku dan mencapai prestasi belajar
dan masalah yang lebih baik.
|
6.
|
Dukungan mengenai masalah
kelauraga dari orang tua dan semua guru dilibatkan termasuk teman-temannya.
|
7.
|
Menganjurkan untuk mengikuti kegiatan
ekskul sesuai dengan yang diminatinya untuk mengisi waktu luangnya.
|
8.
|
Tidak semua yang kita inginkan
terkabul, agar klien dapat menyesuai diri lingkungan keluarga, sekolah, agama
yang baru dan menerima dengan ikhlas kondisi tersebut.
|
9. TERAPI (TREATMENT)
Tahap ini merupakan tahap pengembangan
strategi pemecahan masalah dalam konseling. Guru membantu anak menemukan sumber-sumber
potensi pada diri anak. Sumber-sumber lembaga dan masyarakat guna membantu
anak masalah bidang agama dan moral . Melalui tahap ini guru
memberikan alternatif pemecahan masalah dengan tetap mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif yang mungkin dapat
dilakukannya.
|
9.1. Untuk Klien
|
Langkah-langkah konseling Terapi
Rational Emotif sebagai berikut:
|
|
|
1.
|
Mengajak klien untuk berpikir
tentang beberapa gagasan dasar yang irasional yang telah memotivasi banyak
gangguan tingkah laku.
|
|
2.
|
Menantang klien untuk menguji
gagasannya.
|
|
3.
|
Menunjukan kepada klien ketidak
logisan pemikirannya.
|
|
4.
|
Menggunakan suatu analogis logika
untuk meminimalkan keyakinan-keyakinan irasionalnya.
|
|
5.
|
Menunjukan bahwa keyakinan-keyakinannya
itu tidak ada gunanya dan bagaimana keyakinan-keyakinan akan mengakibatkan
gangguan-gangguan emosional dan tingkah laku di masa kini dan masa depan.
|
|
6.
|
Menggunakan absurditas dan humor
untuk menghadapi irasionalitas pikiran klien.
|
|
7.
|
Menerangkan bagaimana
gagasan-gagasan irasionalnya bisa digantikan dengan gagasan-gagasan yang
raional yang memiliki landasan empiris.
|
|
8.
|
Mengajari klien begaimana
menerapkan pendekatan ilmiah pada cara berpikir sehingga klien dapat
mengamati dan meminimalkan
gagasan-gagasan yang irasional dan kesimpulan-kesimpulan yang tidak
logis sekarang maupun pada masa yang akan datang, yang telah mengekalkannya
cara-cara merasa dan perilaku yang merusak diri.
|
Maslow menggambarkan kebutuhan manusia
sebagai kebutuhan yang tersusun secara bertingkat, mulai dari kebutuhan yang
paling dasar (mendesak) sampai kebutuhan selanjutnya. Adapun ke lima kebutuhan
tersebut adalah:
a.
|
Kebutuhan Dasar Fisiologis (physiologis
needs),
yaitu sekumpulan kebutuhan yang paling
mendesak pemuasannya karena berkaitan
langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Contoh:
kebutuhan makanan, air, istirahat.
|
|
b.
|
Kebutuhan akan rasa aman (need for
self security)
Kebutuhan ini yang mendorong individu
untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya.
|
|
c.
|
Kebutuhan akan Cinta dan memiliki
(need for love and belongingness),
Yaitu kebutuhan yang mendorong manusia
untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosinal berupa perasaan
mencintai dan dicintai dengan individu lain dalam lingkungannya. Keadaan
perasaan mencintai dan dicintai sebagai prasyarat bagi adanya perasaan yang
sehat.
|
|
d.
|
Kebutuhan akan rasa Harga diri (need
for self esteem).
Merupakan kebutuhan individu untuk
merasa berharga dalam kehidupannya.
Kebutuhan ini meliputi 2 bagian:
|
|
|
1).
|
Kebutuhan akan penghormatan atau
penghargaan diri sendiri yang mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi,
rasa percaya diri, kekuatan pribadi, kemandirian dan kebebasan.
|
|
2).
|
Kebutuhan prestasi berupa penghargaan
atas apa-apa yang dilakukannya.
|
e.
|
Kebutuhan akan aktualisasi diri (need
for self actualizationz).
Merupakan kebutuhan untuk memenuhi
dorongan hakiki manusia untuk menjadi
orang sesuai dengan keinginan dan potensi dirinya.
Adapun
langkah-langkah yang lainnya adalah :
|
1.
Menyarankan
agar klien berusaha untuk mendalami agama Islam yang baru dianutnya baik dari
guru agama islam atau khusus mendatang ustad ke rumah.
2.
Menanamkan
keyakinan kepada siswa bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing, jangan terlalu egois, individulistis, bersikap sombong
merasa dirinya berasal dari keluarga mampu kemudian merendahkan teman yang dianggapnya kekurangan.
3.
Menyarankan
agar klien bersikap lebih sabar dalam menghadapi segala masalah yang dihadapi.
4.
Menyarankan
agar klien lebih bisa menahan emosi jika sedang bergurau dengan temannya
sehingga teman-temannya akan merasa nyaman jika bergaul dengan klien.
5.
Memberikan
masukan tentang bagaimana ketika menghadapi masalah sehingga ia bisa lebih
sabar menghadapinya, tidak lagi mengatasi masalah dengan cara emosional.
9.2. Untuk Keluarga
|
a) Memberikan
pengarahan pada orang tua agar tidak terlalu memanjakannya karena hal itu
dapat berakibat buruk pada klien.
b)
Memberikan penjalasan pada orang tua agar selalu memperingatkan
klien untuk belajar dan selalu menasihati dan memberikan dorongan pada klien
untuk lebih rajin belajar agama Islam.
c)
Memberikan penjelasan pada orang tua bahwa mereka
harus selalu memperhatikan dan membimbing anaknya untuk belajar lebih giat
agar tidak tertinggal dengan teman-temannya.
d)
Memberikan penjelasan pada orang tua agar menanamkan
pada diri klien sikap menghormati dan menghargai orang lain.
e) Memberikan
penjelasan pada orang tuanya agar memotivasi, mendorong dan serta mengawasi
pengamalan sholat 5 waktunya.
|
9.3. Untuk Sekolah
Untuk biaya SPP tidak masalah karena
tergolong latar belakang dari keluarga yang mampu.
Pihak sekolah agar lebih memahami potensi siswa/i dan tingkah lakunya tanpa
mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya gagasan-gagasan,
nilai-nilai, rasa malu, rasa cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan
dsb.
a)
Membantu
mengatasi permasalah yang memfokuskan pada bidang keluarga dan hubungan sosial.
b)
Sebaiknya guru memberikan perhatian yang lebih pada
klien atas masalah yang dihadapi terutama sakit yang pernah diderita.
c)
Guru harus lebih peka terhadap masalah keluarga dan
belajar anak didiknya dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah.
d) Guru harus
lebih sering bekerjasama dengan orang tua klien untuk mengetahui perkembangan
belajar klien tersebut.
10. EVALUASI
a.
|
Klien masih kurang motivasi untuk
mempelajari bakatnya.
|
b.
|
Klien kurang memiliki kemampuan untuk bersabar
dan bersyukur.
|
c.
|
Masih merasa malas untuk belajar
baik dirumah maupun disekolah.
|
d.
|
Kehadiran di sekolah kurang tapi
setelah konseling dan pemanggilan orang tua dan wali kelas melakukan home
visit klien mulai berubah dari segi kehadiran di sekolah maupun bidang
lainnya menyangkut peningkatan prestasi belajar, hubungan sosial dan
perbaikan masalah keagamaannya.
|
e.
|
Setelah kedua orang tuanya datang
ke sekolah dan memperhatikan perkembangan pribadi dan tingkah lakunya di
sekolah serta kemajuan belajarnya klien berusaha merubah menjadi lebih baik.
|
f.
|
Klien sudah mampu bekerjasama dengan temannya
dan hubungan dengan guru sudah dekat.
|
g.
|
Klien sudah mulai
percaya diri dan rajin masuk sekolah karena ibu kandungnya memperhatikan dari
segi biaya sekolah.
|
h.
|
Kata tidak senonoh dan kasar sudah
mulai ditinggalkan
|
i.
|
Ancaman kepada teman sekelasnya yang
dianggap lemah sudah tidak lagi dilakukan
|
j.
|
Tugas pekerjaan rumah mulai dikerjakan
dan catatan mulai dilengkapi
|
11. TINDAK LANJUT
Klien perlu mendapatkan pembinaan dalam
pelajaran dan masalah keagamaan dan keluarga, masalah pribadi dan hubungan
sosialnya agar dapat meningkatkan prestasinya dalam bidang akademik. Motivasi harus
selalu ditanamkan pada diri klien agar bisa memacu dirinya untuk dapat
berprestasi.
Adapun kegiatan follow up yang dilakukan dalam praktek layanan bimbingan siswa ini
adalah :
1.
|
Pihak sekolah khususnya guru
mata pelajaran agama Islam serta guru
pembimbing sangat dituntut peranannya dan tanggung jawabnya dalam
perkembangan keberhasilan siswa dan senantiasa memberikan perhatian terhadap masalah penyebabkan
permasalahan utama pada klien berasal dari diri klien sendiri
|
2.
|
Mengadakan monitoring secara
berkelanjutan terhadap perkembangan keberhasilan pemecahan masalah serta
menumbuhkan kepercayaan diri pada klien tentang masalah keagamaan dan
keluarga dan penyesuaian diri terhadap kondisi yang berkembang saat ini yang
tidak sesuai dengan harapannya dan solusi bagi perkembangan kehidupan dirinya
dan keluarganya memberi penjelasan tentang cara untuk menyikapi persoalan agama,keluarga
serta kematangan pribadinya.
|
3.
|
Tindak lanjut yang berikutnya
adalah dengan cara memanfaatkan pihak-pihak yang benar-benar berkompeten
yaitu guru mata pelajaran agama islam, guru
bimbingan dan konseling yang memiliki pengaruh pada klien sehingga keberadaan
mereka dapat mengarahkan klien agar masalah bidang agama dan keluarga.
|
4.
|
Melibatkan orang tua klien dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, orang tua diharapkan ikut berperan serta dalam mengawasi dan
mendorong kegiatan klien ketika berada di rumah atau diluar rumah.
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
|
Masalah yang dihadapi siswa dalam kasus
ini adalah masalah agama dan moral, siswa waktu kecilnya terlalu dimanja oleh
kedua orang tuanya, karena merasa anak tunggal, klien masih belum mau
menerima kenyataan tersebut dan ingin mendambakan keluarga yang utuh dimana
seluruh perhatian tertuju, tumpah padanya.
|
|
2.
|
Ketika di kelas klien termasuk siswa yang banyak
berbicara, ia termasuk super aktif.
|
|
3.
|
Proses layanan bimbingan ini
melibatkan berbagai pihak yang saling terkait yaitu guru, wali kelas, guru
konseling, orang tua dan teman-teman klien. Data yang benar dan akurat
merupakan sumbangan yang bermanfaat bagi pemberian layanan bimbingan siswa.
|
|
4.
|
Berdasarkan
hasil analisis diketahui bahwa klien mengalami masalah agama dan
moral yang berpengaruh kepada bidang lainnya yaitu keluarga,. Bantuan yang
direncanakan dalam membantu masalah
klien yaitu layanan konseling individual. Hasil konseling individual yaitu
adanya kesepakatan antara
konselor dengan klien untuk melakukan komunikasi terkait dengan bentuk bantuan dalam pemberian layanan bimbingan siswa. Hasil konseling akan
ditindak lanjuti yaitu dengan mengamati keadaan dan perkembangan klien
selanjutnya.
|
|
5.
|
Studi kasus merupakan usaha komprehensif untuk meneliti masalah yang
sedang dihadapi oleh klien. Wujud komprehensivitas ini ditunjukkan dengan
usaha yang dilakukan secara kontinyu, mulai dari pra terapi hingga pasca terapi, tak hanya menyangkut
dirinya namun juga lingkungan sekitarnya.
|
|
6.
|
Upaya pasca terapi yang harus dilakukan adalah tetap menjaga kondisi
yang baik agar dapat mengembangkan pribadi yang lebih
dewasa dan lebih mendalami bidang kehidupan agama Islam. Upaya-upaya ini harus senantiasa dikontrol agar mampu memberikan dampat
peningkatan prestasi
belajar khususnya bagi Ant dan umumnya bagi semua siswa.
Selain itu
sampai tahap ini adalah kegiatan untuk meninjau sampai sejauh mana keberhasilan
yang telah dicapai klien setelah mendapatkan pembinaan bantuan pada klien, maka hasilnya :
|
|
|
a.
|
Klien sudah mampu bekerjasama dengan temannya
dan hubungan dengan guru sudah dekat.
|
|
b.
|
Klien sudah mulai aktif di kelas, seperti halnya sudah mulai aktif
bertanya tentang materi yang diajarkan oleh guru.
|
|
c.
|
Klien sudah mulai percaya diri dan
rajin masuk sekolah karena ibu kandungnya memperhatikan dari segi biaya
sekolah.
|
|
d.
|
Ketidakhadirannya di sekolah sudah
mulai berkurang.
|
|
e.
|
Kata tidak senonoh dan kasar sudah
mulai ditinggalkan
|
|
f.
|
Ancaman kepada teman sekelasnya yang
dianggap lemah sudah tidak lagi dilakukan
|
|
g.
|
Tugas pekerjaan rumah mulai dikerjakan
dan catatan mulai dilengkapi.
Mulai berkata dan berperilaku sopan
kepada teman dan guru.
|
B. SARAN- SARAN
1.
|
Saran kepada Klien
|
||
|
a.
|
Jangan merasa tinggi hati akan
kekayaan yang dimiliki orang tuanya.
|
|
|
b.
|
Memberikan kepercayaan dan sikap
optimis untuk kehidupannya dimasa depan.
|
|
|
c.
|
Menyadari dan memperbaiki sikap
agresif, pemberontak dan sulit diajak kerja sama.
|
|
|
d.
|
Menghindari kegaduhan di kelas
ketika pelajaran berlangsung dan sikap kurang menghargai dan kurang
menghormati gurunya.
|
|
|
e.
|
Melatih, memperbaiki sikap emosional dan
tidak sabar, serta tidak sungguh-sunguh dalam belajar.
|
|
2.
|
Saran Kepada Orang Tua
|
|
|
|
a.
|
Sebaiknya orang tua memberikan
perhatian yang lebih kepada klien, terutama perkembangan agama dan moralnya
serta hubungan sosialnya yang menyangkut perasaan dan harapan-harapannya.
|
|
|
b.
|
Hendaknya orang tua memberikan
perhatian dengan porsi yang tepat tidak hanya kebutuhan fisik saja akan
tetapi kebutuhan psikis. Misalnya menanamkan sopan santun di dalam keluarga
dan masyarakat.
|
|
|
c.
|
Hendaknya orang tua memperhatikan
kebutuhan rohani anak dan jangan terlalu memanjakan anak.
|
|
3.
|
Saran kepada Guru
|
||
|
a.
|
Sebaiknya guru memberikan
perhatian yang lebih pada klien atas masalah agama dan moral serta hubungan
yang harmonis dengan teman dan guru-gurunya.
|
|
|
b.
|
Guru harus lebih peka terhadap
masalah agama dan moral serta masalah keluarga anak didiknya dan memberikan
solusi yang tepat untuk mengatasi masalah.
|
|
|
c.
|
Guru harus lebih sering
bekerjasama dengan orang tua klien untuk mengetahui perkembangan masalah
agama dan moral serta kehidupan keluarga klien tersebut.
|
PENDAHULUAN1.1Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Hal ini bisa dilihat ketika manusia itu sedang
berinteraksi,manusia selalu membutuhkan orang lain. Sikap dan perilaku yang
baik dariseseorang dapat menunjang keharmonisan manusia dalam berinteraksi
dengansesamanya. Dalam interaksi dengan sesamanya, seseorang itu tidak akan
lepasdari masalah dan lingkungan sekitar. Lingkungan merupakan tempat
berinteraksi,menimba ilmu, dan tempat untuk mendapatkan pengetahuan. Lingkungan
belajar dapat bersifat formal dan informal. Lingkungan belajar formal di
sini adalahlembaga pendidikan resmi misalnya sekolah, sedangkan lingkungan
belajar informal adalah keluarga dan lingkungan sekitar
(masyarakat).Sekolah merupakan pusat pendidikan formal yang mempunyai
peranan penting dalam mengantarkan masyarakat kearah kehidupan yang lebih
baik dansesuai dengan apa yang dicita-citakan. Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Di sekolah, siswa selain
diberi ilmu pengetahuan juga diberikan bimbingan untuk mengetahui
perkembangan pribadi, potensi, dan kemampuan yang dimiliki siswa seoptimal
mungkin. Oleh karena itu, pendidikan sekolah diharapkan bisa meningkatkan
kecerdasan dan kualitasmanusia Indonesia sebagaimana tercantum pada tujuan
pendidikan nasional. Namun tidaklah mudah untuk meningkatkan kecerdasan
dan kualitasmanusia karena seringkali da;am proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)ditemui hambatan, antara lain : adanya hal-hal negative dalam
lingkungan pergaulan, tidak adanya motivasi dalam belajar dan lain-lain.
Untuk mengatasimasalah tersebut dibutuhkan kerjasama semua pihak, antara lain :
guru, orang tuadan konselor.Menurut Prof. Drs. Piet A. sahertina dan Frans
Mataharu Dipl. Ed. Ad,dalam bukunya yang berjudul prinsip dan teknik supervisi
pendidikan, studi kasusmempunyai pengertian sebagai berikut suatu cdara untyuk
mempelajari seorang1
anak yang mempunyai kelaianan secara mendalam.Seorang guru disamping
memiliki pengetahuan mengenai pendidikan,dia harus pula memiliki ilmu psikologi
agar dapat mengetahui secara umumkondisi jiwa siswa. Guru diharapkan mampu
melihat, memahami, dan mengatasimasalah yang dihadapi oleh siswa. Guru harus
memahami dan mengetahui secaraobjektif mengenai keadaan siswa, tingkah laku
siswa, latar belakang siswa dankesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
Terhadap permasalahan siswa, guruhendaknya mampu memberikan bantuan untuk
penyelesaian masalah menuju pemecahan secara optimal.Studi kasus merupakan
suatu metode pengumpulan data yangmenggunakan berbagai teknik pendekatan dan data
yang terkumpul meliputiaspek pribadi secara lengkap beserta lingkungannya.
Studi kasus dapat diartikansuatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari
individu secara intensif dengantujuan membantu siswa untuk mencapai penyesuaian
diri yang baik. Sesuaidengan tujuan studi kasus itu sendiri, yaitu untuk
memahami siswa sebagaiindividu dalam menyesuaikan diri yang lebih baik,
sehingga kepribadiannya dapat berkembang secara optimal. Alasan diadakan
studi kasus adalah untuk mengidentifikasi suatu masalah yang dihadapi
siswa dan memberikan bantuan pemecahan masalah supaya masalah tersebut
tidak mempengaruhi kondisi siswadalam belajar. Di sini praktikan melakukan
penyusunan laporan studi kasusdengan tujuan untuk mengetahui permasalahan apa
saja yang dihadapi siswasehingga praktikan dapat menentukan langkah-langkah
yang dapat dilakukanuntuk membantu siswa dalam pemecahan masalah yang
dihadapi.Studi kasus diawali dengan proses pembagian Daftar Cek Masalah(DCM)
kepada siswa, kemudian dari Daftar Cek Masalah yang dikembalikan,dianalisis dan
dipilih kira-kira mana yang akan dijadikan objek penelitian. Setelahitu
dilakuakn wawancara terhadap objek penelitian dengan mencocokan dengan pa
yang diisi didalam daftar cek masalah. Dan kemudian konselor diharapkandapat memberikan
pemecahan masalah yang selanjutnya dapat dilaksanakansiswa untuk menyelesaikan
masalahnya
1.2Pengertian Layanan Bimbingan Siswa
2
Menurut buku pedoman PPL Universitas Negeri Malang (2007:35)
layananbimbingan siswa merupakan upaya mengenal,
memahami, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan
kegiatan mengidentifikasi,mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan
pertimbangan pemecahanmasalah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbinganmerupakan
usaha atau bantuan yang ditujukan pada siswa yang mengalamimasalah dengan
langkah yang terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, pertimbangan
pemecahan masalah, dan follow up.
1.3Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan studi kasus ini adalah untuk
memberikanlayanan dan bimbingan kepada siswa yang mempunyai masalah dan
dapatdisampaikan melalui media tertulis. Tujuannya antara lain sebagai berikut
:
•
Menemukan cara mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa.
•
Mengidentifikasi jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi siswa.
•
Mengenal keadaan pribadi siswa secara individual.
•
Membantu siswa dalam usahanya untuk mencapai prestasi yangdiharapkannya.
•
Membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalamdirinya
sesuai dengan minat, kemampuan serta kesempatan yang ada.
•
Bagi calon pendidik, untuk lebih memahami karakter dan kesulitansiswa.
1.4Pentingnya Layanan Bimbingan
Kegiatan layanan bimbingan siswa atau studi kasus dalam pelaksanaanPraktik
Pengalaman Lapangan (PPL) mempunyai arti penting dalam rangkaian proses belajar
mengajar di sekolah.Secara umum layanan bimbingan siswa dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, antara lain:3
1.Bagi siswaSetiap orang mempunyai
permasalahan dalam hidupnya tidak terkecuali siswa. Seorang siswa juga
mempunyai suatu permasalahan danterkadang cara pemecahannya dilakukan dengan
sekehendak hatinya tidak memikirkan apakah yang dilakukan tersebut benar
atau salah. Untuk itudengan adanya layanan bimbingan diharapkan dapat menjadi
wadah untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Memberikan jalan keluar (solusi) yang terbaik bagi siswa dalam bertindak
denganmemahami dan mengetahui faktor-faktor penyebab dan penetapankemungkinan
pemecahannya, baik cara pencegahan maupun cara penyembuhannya. Sehingga
siswa dapat mengatasi masalahnya danmembantu meningkatkan prestasinya.2.Bagi praktikanKegiatan layanan bimbingan
siswa merupakan pengalaman praktisyang berharga dalam usaha memberikan masukan
atau bekal dalam membantumemecahkan masalah yang dihadapi siswa sehingga
diharapkan dapatmenambah wawasan dan menunjang profesionalisme sebagai guru
yang akandatang.3.Bagi guru, BK, dan wali
kelasDapat digunakan untuk merencanakan proses belajar mengajar siswadan
membantu guru dalam menyampaikan materi sesuai kondisi dankemampuan siswa serta
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun kesulitan
menyesuaikan diri dengan sekitar sehingga pada gilirannyadapat ditentukan sikap
dan perlakuan yang tepat terhadap siswa yang bersangkutan.4.Kepala sekolahMendapatkan informasi
tentang siswa sehingga dapat digunakan untuk mengambil dan menentukan
kebijakan dalam menghadapi masalah siswa.Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
memonitoring keadaan siswa dankemampuan guru dalam hal layanan bimbingan
siswa.4
5.Bagi orang tua siswaSebagai informasi
tentang situasi dan kondisi belajar anaknya sehinggadiharapkan terjalin
komunikasi yang lebih baik antara orang tua dan anak.
1.5Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun studi kasus ini, menggunakan beberapa teknik yangdapat
diterapkan untuk memperoleh data yang maksimal. Dengan data tersebutakan
diperoleh informasi tentang siswa secara lengkap. Metode pengumpulan datayang
diperlukan untuk memperoleh data yang lengkap dan valid, sehinnga
bisadipertanggungjawabkan dalam studi kasus ini adalah observasi, angket
(problemchecklist), wawancara, dan studi dokumenter.1.ObservasiPengumpulan data melalui observasi, dilakukan dengan
caramengadakan pengamatan langsung baik di dalam kelas maupun di luar
kelasterhadap berbagai perilaku dan kegiatan yang dilakukan siswayang
bertujuanuntuk mengetahui tingkah laku, sikap dan cara-cara siswa dalam
berinteraksidengan teman serta sekitarnya.2.AngketAngket
merupakan lembar isian yang berisi pertanyaan-pertanyaansingkat. Adapun angket
yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini yaitu
Problem Cheklist yang merupakan alat pengumpulan data dengan menggunakan
daftar masalah siswa yangmengharuskan siswa untuk memilih masalah-masalah yang
cocok dengandirinya. Pengumpulan data dengan problem checklist ini dilakukan
dengancara siswa disuruh mengisi atau memberi tanda chek pada daftar masalah
yangtelah disiapkan dalam format.3.WawancaraMerupakan
salah satu teknik pengambilan data dengan memberikan pertanyaan secara
langsung kepada siswa, teman-teman siswa, guru siswamaupun orang tua siswa jika
diperlukan. Praktikan di sini mencoba untuk membuat siswa terbuka dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami,sehingga siswa dapat mengutarakan
permasalahannya sedikit demi sedikit dan5
praktikan akan menjadi mudah untuk menentukan langkah yang
akandilakukan.4.Studi Dokumenter Studi
dokumenter dilakukan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis.
Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari dokumen ataucatatan-catatan yang
berhubungan dengan siswa. Dokumen yang dijadikanobjek penemuan data, misalnya
rapot, daftar absensi, daftar nilai, buku catatan pelanggaran tata tertib,
daftar nilai ulangan harian dan buku catatan pelajaran.Melalui studi dokumenter
ini akan diketahui latar belakang siswa, kondisisiswa, minat, dan semangat
belajar serta hal-hal yang pernah dialami siswa.
1.6Konfidensialitas
Kerahasiaan (Konfidensialitas) diperlukan untuk merahasiakan datayang
bersifat pribadi. Data yang dikumpulkan dalam layanan bimbingan siswa adadua,
yaitu : data yang bersifat umum dan data yang bersifat khusus (rahasia). Halini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Partowisastro (1984) bahwa catatanmengenai
diri klien meliputi data hasil wawancara, testing, surat menyurat,rekaman, dan
data lain yang merupakan informasi rahasia.Penulisan data klien yang bersifat
rahasia harus dilakukan dengan cara fiktif,terutama identitas klien. Dengan
demikian nama baik klien tetap terjaga dan oranglain yang membaca laporan ini
tidak tahu sama sekali atau mengetahui seminimalmungkin kasus ini.
1.7Alasan Pemilihan Kasus
Pada dasarnya setiap siswa mempunyai masalah dalam kegiatan belajar,
hanya saja tingkat kesulitan yang dialami berbeda. Adapun alasan pemilihan
siswa sebagai klien dalam usaha memberikan layanan bimbingan siswaini
didasarkan pada wawancara secara formal yang dilakukan oleh praktikanselaku
konselor terhadap siswa yang menunjukkan beberapa gejala sebagai berikut:1.Siswa menunjukkan sikap pasif dalam menerima6
pelajaran yang disampaikan oleh guru (cenderungterkesan acuh).2.Siswa sering terlihat diam termenung.3.Siswa
dijauhi oleh teman laki-laki dikelas4.Cenderung bergaul dengan teman perempuan5.Merasa kurang perhatian dari orang tua karena
seringditinggal pergi.6.Nilai yang
diperoleh kurang maximal.Dari gejala-gejala yang telah dipaparkan
diatas, maka masalah inidiangkat dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dengan melihat fakta yangada tersebut praktikan beranggapan bahwa keadaan di
atas harus segera diatasi,karena jika tidak dapat menyebabkan kesulitan bagi
siswa dan prestasi belajarnya.Oleh karena itu praktikan memilih siswa tersebut
untuk dijadikan klien dalam pembahasan layanan bimbingan siswa ini.7
BAB IILAYANAN BIMBINGAN SISWA
Pemberian layanan bimbingan siswa merupakan salah satu tanggung jawab
seorang guru untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi olehsiswa, dan
akan memperoleh hasil yang maksimal dan sesuai dengan yangdiharapkan jika
prosedur dan teknik penyelidikannya dilakukan dengan tepat.Dalam layanan
bimbingan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam membantusiswa menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya, terdiri dari (1)identifikasi kasus, (2)
sintesis (3)diagnosis, (4) prognosis, (5) pemberian bantuan(
treatment
), (6)
follow up
. Adapun tahap-tahap tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:
2.1Identifikasi Kasus
Tahap pertama dalam memberikan layanan bimbingan siswa
adalahmengidentifikasi kasus yang dialami siswa. Identifikasi kasus merupakan
langkahmengumpulkan data tentang diri siswa yang akan dijadikan klien dalam
layanan bimbingan siswa atau studi kasus ini baik data diri yang meliputi,
fisik dan psikis,dan data linkungan yang meliputi data tentang latar belakang
keluarga, kehidupansekolah, norma dan nilai, kebiasaan yang ada di
masyarakat.Tahap identifikasi kasus ini bertujuan untuk memperoleh
pemahamantentang diri siswa agar memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa
sekarangmaupun masa yang akan datang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dalammenemukan masalah yang dihadapi siswa adalah sebagai berikut:
•
Mengamati klien secara langsung dalam proses pembelajaran.
•
Konsultasi dengan guru BK maupun guru-guru bidang studi lain yangmengajar
klien tersebut.
•
Mencari informasi dari teman-teman klien.
•
Menggali data tentang klien dari sekolah (wali kelas maupun guruBK).Dari
langkah-langkah yang telah dilakukan, maka praktikan8
memutuskan siswa untuk menjadikan klien sebagai contoh studi kasus
dalam pembuatan laporan. Di mana dalam layanan bimbingan ini identitas dan
masalahsiswa yang mengalami permasalahan tersebut tidak merasa terbebani, ragu,
dantakut untuk mengungkapkan permasalahannya secara jujur, lengkap
danterperinci.
Data Yang DiperlukanUntuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya
dengan tujuanmencari dan menelaah masalah yang dihadapi siswa, maka praktikanmemerlukan
berbagi data yang bersangkutan. Data tersebut adalah sebagai berikut:a.Identitas siswa b.Data problem checklistc.Data
observasid.Data wawancarae.Data studi
documenter
Hasil Pengumpulan DataKlien adalah seorang siswa kelas X SMK Negeri 1
Turen. Praktikanmenjadikannya seorang klien berdasarkan pada pengamatan setiap
hari di kelas,saat praktikan mengajar kelas tersebut. Praktikan juga menemukan
berdasarkaninformasi dari guru, konselor dan wawancara dengan siswa yang
bersangkutan.Dari informasi dan pengamatan tersebut praktikan menemukan gejala
masalahdari klien yang perlu segera mendapat bantuan dalam memecahkan
masalahnya.Setelah dilakukan pendekatan, praktikan mengajukan kepada klien
untuk dijadikan kasus dalam studi kasus ini.
Identitas Kasusa. Identitas Klien Nama
klien: Farel (fiktif)Jenis kelamin:
Laki-lakiTtl: Surabaya / 1 Januari
1992Agama: IslamAlamat: Jl. Kalpataru 25 MalangAnak
ke/dari: 1 dari 2 bersaudara9
Hobi: MelukisCita-cita:
Arsitek b. Keadaan Keluarga1. Ayah Nama:
Gunawan (fiktif)Agama: IslamAlamat: Jl. Kalpataru 25 MalangPendidikan terakhir: S1 ManajemenPekerjaan
: Dosen2. Ibu Nama: Endang Sulastri
(fiktif)Agama: IslamAlamat: Jl. Kalpataru 25 MalangPendidikan terakhir: SMAPekerjaan : Ibu
Rumah Tangga
Daftar Cek MasalahSelain wawncara dengan klien praktikan memperoleh data
dari Daftar Cek Masalah (DCM) yang telah diisi oleh klien. Dari hasil DCM
tersebut didapat hasilsebagai berikut:a. Masalah kesehatan
Cukup latihan rohani b. Masalah rumah dan keluarga
Dirumah merasa tidak kerasan
Orang tua saya sering pergi
Saya anak sulungc. Masalah agama dan moral
Sering berdusta
Sering mengingkari janji10
Sering timbul sifat iri hati
Mudah merasa iba terhadap penderitaan orang lain
Mempunyai rasa hormat terhadap wanita atau orang tuad. Masalah hubungan
sosial
Merasa tidak disenangi teman
Merasa rendah hati
Bersifat pemalu
Bersifat tertutup (kurang dapat menegemukakan isi hati)
Tidak dapat mengemukakan pendapat
Tidak pernah diajak teman bermain bersama (teman laki-laki)e. Masalah
penyesuaian terhadap sekolah
Sering timbul dorongan untuk melihat pekerjaan orang lain
Sering merasa cemas bila ada ulangan
Kuranhg senag siakp keras pada aturan sekolah
Ada beberapa mata pelajaran yang tidak saya senangif. Masalah kebiasaan
belajar
Belajar kalau ada ulangan
Belajar tidak teratur waktunya
Sukar memusatkan perhatian pada waktu belajar
Sulit mengingat pelajran yang telah dihafalkan
Sulit untuk memulai belajar
Belajar dengan cara membayangkan
Tidak dapat belajar dengan cara yangbaik
Sering menyalin pekerjaan temang. Masalah masa depan yang berhubungan
dengan jabatan
Saya sulit menentukan jurusan yang sesuai dengan diri saya11
Saya ingin mengetahui bakat dan kemampuan saya
Bingung dalam menentukan sikap setelah bekerja nanti
Merasa canggung bila bekerja.h. Masalah penggunaan waktu
Saya tidak dapat memanfaatkan waktu luang
Saya tidak dapat membagi waktu
Tiap sore waktu dipakai untuk bermaini. Masalah yang berhubungan denagn
kurikulum sekolah
Ada susunan pelajaran pada hari tertentu yang membosankan
Sulit memahami buku paket
Sering mendapatkan angaka rendah j. Masalah asmara
Bercinta adalah bagian dari kehidupan saya
Bercinta dalam masa sekolah dapat merupakan dorongan
Saya milai tertarik pada seorang teman
Mudah merasa terpengaruh dengan membaca / melihat adegan cinta
Sering membayangkan adegan cinta
Gemar membaca / melihat film yang bertemakan cinta.
2.2Sintesis
Sintesis adalah usaha merangkum, menggolongkan, mengelompokkan
danmenghubungkan data yang telah terkumpul tentang diri klien pada tahap
analaisissecara ringkas, padat dan berkesinambungan, sehingga akan
menunjukkangambaran yang jelas mengenai diri klien yang sebenarnya.Berdasarkan
data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klien adalahanak pertama dari dua
bersaudara, klien sulit untuk mengatur kegiatan belajar dirumah karena
merasa sulit dalam memahami buku pelajaran dan hanya belajar jika
ada ulangan saja. Serta klien merasa kurang mendapat perhatian dari orang12
tua nya, sehingga tidak ada yang mengontrol dalam kegiatan belajar
ataupun bagaimana perkembangan klien didalam sekolah terutama pada
menerima danmenyerap pelajaran.
3.3Diagnosis
Diagnosis adalah usaha untuk menginterpretasikan klien berdasarkan datadari
tahp analisis untuk menentukan masalah yang dihadapi klien sertamenemukan
penyebabnya. Dalam tahp diagnosis ini dibagi menjadi dua kegiatanyaitu:1.Identifikasi KasusDalam tahap ini
jenis-jenis masalah yang ada diklasifikasikan sebagai berikut:a.Kesulitan dalam belajar Klien
memiliki kesulitan didalam mengatur waktu belajar yang tepat,dan hanya belajar
jika akan ada ulangan saja. b.Masalah
sifat dan kebiasanBerdasarkan angket dan wawancara dengan klien, klien
tergolong anak pendiam dan cenderung menyendiri serta lebih
cenderung bergauldengan teman perempuan dikelasnya, hal ini disebabkan ada
masalahdengan teman laki-laki dikelasnya sehingga klien dijauhi denganteman
laki-laki dikelasnya.2.EtiologiDalam
kegiatan ini praktikan berusaha menemukan faktor-faktor penyebabtimbulnya
masalah yang dilami klien. Berdasarkan data yang sudah ada praktikan
dapatkan, faktor penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut:a.faktor yang berasal dari klien
klien tidak bisa membagi waktu untuk belajar
klien merasa dijauhi teman-temannya (laki-laki)
klien hanya belajar jika ada ulangan b.faktor
yang berasal dari luar diri klien13
klien merasa tidak percaya diri dan cenderung diam
klien kurang mendapat perhatian dari orang tuanya dirumah
2.4 Prognosis
Pada tahap ini yang dilakukan adalah memprediksi beberapa kemungkinanyang
kan timbul pada diri klien sehubungan dengan masalah yang sedangdihadapi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan teknik bantuan yang dapatdiberikan
kepada klien setelah mengetahui permasalahnnya. Pada tahap ini praktikan
dan klen mencari kemungkinan yang kan terjadi bila keadaan ini
tetap berlanjut.Apabila masalah yang dihadapi klien tidak segera diatasi
makakemungkinan yang akan terjadi adalah sebagai berikut:1.klien akan semakin malas belajar 2.klien
tidak akan berusaha mengejar cita-citanya3.klien akan semakin jauh dari
teman-temannya4.prestasi belaja klien akan semakin menurun5.Klien tidak akan memanfaatkan waktu luang untuk
kegiatan-kegiatan positif dan belajar mandiri (berwirausaha
untuk mencari dan mendapatkan tambahan penghasilan).Apabila masalah yang
dihadapi klien segerta dapat diatasi, makakemungkinan yang akan terjadi adalah
sebagai berikut:1.Minat belajar klien akan
meningkat secara bertahap2.Prestasi
belajar klien secara bertahap akan meningkat3.Klien akan merasa berusaha
mengejar cita-citanya dan merasa optimisakan masa depannya4.Klien secara bertahap akan mulai bersosialisasi
dengan temannnyaKonselor atau praktikan dalam hal ini hanya berusaha
memberikan bantuankepada klien sesuai dengan kemampuan dan kewenangan praktikan
saja. Adapaun14
usaha-usaha bantuan yang dilakukan adalah:Usaha yang direncanakana.PembelajaranUsaha bantuan dilakukan
dengan cara mengubah cara belajar kliendikelas. Klien diminta untuk lebih
berpartisi[pasi aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Denagn
berbagai metode dan model pembelajaran, diharapkan siswa nantinya bisa
merasa cocok dan bisamenyesuaikan denagn metode pembelajaran yang diberikan.
Denagn begitu siswa (klien) tersebut bisa menggunakan metode yang
sesuaidenagn keinginann disaat belajar, baik itu dirumah maupun dikelas.Pada
tahap ini praktikan juga terus mem[perhatikan proses belajar siswa. Jika
nantinya ditemukan bahwa klien muali surut dalam proses belajarnya, akan
cepat diketahui dan diatasi. Disamping itu praktikan jugameminta bantuan kepada
guru, wali kelas dan pengajarnya untuk lebihmemperhatikan dan mengawasi proses
belajar klien diharapkan nantinyaguru-gurunya bisa menibgkatkan minat dan
motivasi belajarnya. b.Memberikan
MotivasiMotivasi adalah dorongan dari dalam diri klien sendiri
untuk melakasanakan kegiatan. Pemberian bantuan denaghn cara
memberikandukungan kepada klien bahwa masa depan klien ada didepan mata
danmerupakan tantangan kedepannya. Praktikan memberikan semangatkepada klien
dengan memberinya suatu pujian. Praktikan juga berusahamendorong klien untuk
opimis memandang masa depannya danmenekankan kepada klien bahwa jika klien mau
berusaha dengansungguh-sungguh sebenarnya dia mampu mendapatkan pa yang
diinginkandengan diimbangi selain usaha dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.c.Bimbingan Kelompok 15
Bimbingan kelompok adalah suatu pemebrian bantuan kepadaindividu dalam
situasi kelompok (Romlah, 1989:3). Praktikan memberikan bantuan kepada
klien denagn cara mengikutkan klien dalam kegiatan bimbingan kelom[pok
dengan memberikan materi tentang cara belajar yang efektif dan cara
bergaul yang baik.Praktikan memilih bimbingan kelompok dalam hal bagaimannacara
bergaul yang baik dan menguntungkan bagi masa depan klien,dengan tujuan untuk
membantu klien agar dapat membedakan mana yang baik dan man yang buruk.
Dengan bimbingan kelompok diharapkan dapatmelatih klien berinteraksi denagn
rekan-rekannya dalam kelompoknya.Hal tersebut akan melatih jiwa sosial dan
penyesuaian nya denganlingkungannnya.
2.5 Pemberian Bantuan (
Treatment
)
Pemberian bantuan merupakan suatu usaha untuk memberikan bantuankepada
klien agar dapat memecahkan masalahnya. Melalui tahap ini, konselor dapat
juga membantu dalam menemukan beberapa alternatif pemecahan masalahdengan tetap
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternativeyang mungkin
dapat dilakukan oleh klien.
•
Usaha Bantuan yang TerlaksanaDari usaha bantuan yang praktikan rencanakan,
hanya beberapa usahayang terlaksana. Adapun usaha-usaha yang terlaksana adalah
sebagai berikut;a.Memberikan MotivasiMotivasi
ini bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara perilaku baru yang telah
terbentuk. Pemberian motivasi dilakukanagarklien merasa diperhatikan dan mendapat
dukungan moril.Diharapakn denagn adanya motivasi ini klien memperoleh
semanagat baru untuk belajar. Praktikan memberikan reinforcement sosial
denagncara memberikan pujian, perhatian, kermahan, dan dukunagn pada
saatkonseling berlangsung.16
Praktikan juga memberikan dorongan kepada klien sehinggaklien bisa lebih
optimis dalam memandang masa depannya. b.Bimbingan
kelompok Bimbingan kelompok ini bertujuan untuk membantu klien
dalam bersosialisasi dan berinteraksi denagn temannya.
Denagn berkelompok duiharapkaj klien akan berinteraksi denagn
rekannyadikelas dan tidak duduk sendiri lagi denagn tema wanita saja
tetapilebih berbaur d3enagn teman laki-laki serta tidakm cuaek dammelamun.
Praktikan memberikan tiugas kepadas klien yang harusdikerjaklan secara berkelompok
dengan rekannya dikelas. Haltersebut akan membantu klien berinteraksi denag
rekannya didalamkelompoknya.
•
Usaha Bantuan yang tidak terlaksanaDari usaha bantuan yang praktikan
rencanaklan, ada usaha yangtidak terlkasana. Adapun usaha yang tidak terlaksana
adalah pembelajran.Pembelajran ini bertujuan agar klien lebih berpartisipasi
aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Diharapkan klien bisa
menyesuaikan diridengann berbagai metode dan model pembelajaran yang
praktikan berikan. Praktikan juga seharusnya terus memperhatikan proses
belajar klien jika terjadi penurunan agar cepat diketahui dan segera
diatasi.2.6
Follow Up
Follow up (tindak lanjut) adalah usaha yang dilakukan oleh penulisuntuk
mengikuti perkembangan klien setelah diberikan bantuan. Tujuankegiatan ini
adalah untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telahdiberikan kepada klien,
cara yang dilakukan untuk tindak lanjut ini adalahsebagai berikut:Hasil dari
bantuan yang sudah diberikan adalah klien lebih terbukakepada temannya dan mulai
berinteraki denagn rekannya di kelas. Klien jugasudah mulai menegrti manfaat
dari belajar dan mulai perhatian terhadap17
DAFTAR PUSTAKA
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling
Psikoterapi,(Bandung:Refika Aditama,2010).
|
Patty,Kasmiran,PengAntar Psikologi, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1982).
|
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2008).
|
Prayitno, Erman, Dasar-Dasar Bimbingan
dan Konseling,(Jakarta:Rineka Cipta,2004).
|
Sunarto, Hartono Agung, Perkembangan
Peserta Dididk, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006).
|
Surya Mohammad, Psikologi
Konseling,(Bandung: Maestro, 2009).
|
Yusuf Syamsu,Landasan Bimbingan &
Konseling,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2010)
|
Muh. Farozin, Kartika, Pemahaman
Tingkah laku, (Jakarta:, 2004, Rineka Cipta,2004).
|
Web, situs
|
Langganan:
Postingan (Atom)